Ryouma Echizen adalah salah satu dari 50 pemain tenis sekolah menengah berperingkat nasional yang menerima undangan untuk kamp pelatihan tenis U-17 Jepang. Sebelumnya hanya terbuka untuk pemain sekolah menengah, resimen eksklusif melatih pemain terbaik di negara ini untuk Piala Dunia U-17 mendatang.

Siswa sekolah menengah tidak senang bahwa siswa sekolah menengah ini diizinkan masuk ke kamp, ​​​​tetapi siswa sekolah menengah dengan mudah membanjiri mereka sebelum dihentikan oleh para pelatih. Aturan kamp segera dijelaskan: para pemain dibagi menjadi salah satu dari 16 lapangan berdasarkan keterampilan, dengan pemain terbaik menempati Lapangan 1.

Pemain bergerak naik turun lapangan berdasarkan "pertandingan acak" yang terjadi sebelum latihan dimulai setiap hari. Untuk mengantisipasi permainan, siswa sekolah menengah diminta untuk berpasangan satu sama lain, hanya untuk mengetahui bahwa mereka tidak akan bermain ganda dengan pasangan mereka.

Sebaliknya, mereka diadu satu sama lain dalam permainan gaya tiebreak. Pemenang pertandingan akan diizinkan untuk tinggal untuk lebih mengembangkan keterampilan mereka sedangkan yang kalah akan dikirim pulang.

Demi tenis, persahabatan dan persahabatan semuanya dipertaruhkan. Ketika persaingan sengit antara siswa sekolah menengah dan sekolah menengah berlanjut, situasi yang mereka hadapi lebih dalam dari sekadar bermain untuk tetap berada di kamp.

[Ditulis oleh MAL Penulisan Ulang]

Catatan: Sinopsis diterjemahkan secara otomatis oleh Google Translate.